TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
Oleh:
Ronaldus S. Rilman, M.Pd.
1. Pengertian Teori Belajar Behavioristik
Adalah
teori yang menjelaskan bahwa perilaku sepenuhnya merupakan hasil dari kegiatan
belajar.
2. Tokoh dan Kerangka Berfikir Teorinya
a) Edward Lee Thomdike (1874-1949)
Menurut Thomdike,belajar merupakan peristiwa
terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa yang disebut stimulus dengan
respon. Ia mengadakan percobaan dengan seekor kucing yang dikurung dalam
sangkar yang tertutup dengan pintu kecil yang secara otomatis kalau disentuh
dapat terbuka. Kalau di luar sangkar diletakan makanan maka kucing tersebut
akan berusaha keluar dengan cara percobaan-percobaan (trial) dan kegagalan-kegagalan (error)
terlebih dahulu dan kemudian berhasil keluar karena dilakukan berulang-ulang.
Sehingga bentuk paling dasar dari belajar adalah “Trial and Error Learning” atau “Selecting
and connecting Learning”. Sering juga disebut teori belajar koneksionisme
atau teori asosiasi.
b) Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)
Classic Conditioning
(pengkondisian atau persyaratan kaasik) adalah proses dimana perangsang
asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang
sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan.
Ia mengadakan percobaan dengan cara mengadakan
operasi leher pada seekor anjing sehingga kelihatan kelenjar air liurnya.
Apabila diperlihatkan sesuatu makanan, maka akan keluar air liur anjing
tersebut. Kini sebelum makanan diperlihatkan, terlebih dahulu diperlihatkan
sinar merah (rangsangan buatan). Dengan sendirinya air liurnya pun akan keluar
dan apabila dilakukan berulang-ulang maka pada suatu ketika dengan hanya
memperlihatkan sinar merah saja tanpa makanan akan memperlihatkan air liurnya.
Peristiwa ini disebut Reflek Bersyarat (Conditional
Respons).
Becterev murid Pavlov menggunakan prinsip tersebut
pada manusia dalam kehidupan sehari-hari. Seperti suara lagu penjual es krim
Walls atau bunyi bel dikelas. Tanpa disadari terjadi proses menandai sesuatu.
c) Burrhus Frederic Skinner (1904-1990)
Dikenal dengan pendekatan model instruksi langsung (directed instruction) dan menyakini
bahwa perilaku dikontrol melalui proses Operant
Conditioning atau pengkondisian operant
(yaitu suatu proses penguatan perilaku operan berupa penguatan positif atau
negatif yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau
menghilang sesuai keinginan. Contoh perilaku operan yang mengalami penguatan
ketika ada anak kecil tersenyum mendapat permen oleh orang dewasa yang gemas
melihatnya. Maka anak tersebut cenderung mengulangi perbuatannya yang semula
tidak disengaja atau tanpa maksud tertentu. Tersenyum adalah perilaku operan dan
permen adalah penguat positifnya.
d) Robert Gagne (1916-2002)
Gagne disebut sebagai modern neobehaviorits, mendorong
guru untuk merencanakan intruksional pembelajaran agar suasana dan gaya belajar
dapat dimodifikasi dan guru harus mengetahui kemampuan dasar yang harus
disiapkan. Kontribusi terbesar dari teori intruksional Gagne adalah “9 Kondisi
Intruksional”,yaitu:
1.
Gaining attention
= mendapatkan perhatian
2.
Intorn learning
of objective = menginformasikan siswa mengenai tujuan yang akan dicapai.
3.
Stimulate recall
of prerequisite learning = stimulasi kemampuan dasar siswa untuk persiapan
belajar.
4.
Present new
material = penyajian mareri baru
5.
Provide guidance
= menyediakan pembimbingan
6.
Elicit
performance = memunculkan tindakan
7.
Provide feedback
about correctness = siap memberikan umpan balik langsung terhadap hasil
yang baik.
8.
Assess
performance = menilai hasil belajar yang ditunjukan.
9.
Enhance retention
and recall = meningkatkan proses penyimpanan memori dan mengingat.
e) Albert Bandura (1925- )
Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks
interaksi timbale balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan
pengaruh lingkungan dan menjadi dasar dari perilaku pemodelan yang digunakan
dalam berbagai pendidikan secara massal. Sebagai contoh dalam iklan televisi.
3. Aplikasi teori Behavioristik terhadap
pembelajaran siswa
Berikut adalah penerapan teori
belajar behavioristik dalam pembelajaran siswa di sekolah:
a)
Guru menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah
siap sehingga tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa disampaikan secara
utuh oleh guru
b)
Guru tidak banyak memberikan ceramah, tetapi instruksi
singkat yang diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun simulasi
c)
Bahan pelajaran disusun secara hierarki dari yang
sederhana sampai pada yang kompleks
d)
Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur
dan diamati
e)
Kesalahan harus segera diperbaiki
f)
Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang
diinginkan dapat menjadi kebiasaan
g)
Evaulasi atau penilaian didasari atas perilaku yang
tampak.
4. Kekurangan dan Kelebihan Teori Belajar
Behavioristik
a. Kekurangan
Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning), bersifat
meanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur. Murid hanya mendengarkan dengan
tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai
cara belajar yang efektif. Penggunaan
hukuman sebagai salah satu cara untuk mendisiplinkan siswa baik hukuman verbal
maupun fisik dapat berakibat buruk bagi siswa.
b. Kelebihan
Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang
membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsure-unsur seperti
kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleks, dan daya tahan. Contoh : Percaapan bahasa Asing, menari,
mengetik, olah raga, dll.
Cocok diterapkakn untuk melatih anak-anak yang masih
membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan,
suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi
hadiah atau pujian.
Dapat dikendalikan melalui cara mengganti mengganti
stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon
yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh
stimulus yang berasal dari luar dirinya.
Referensi;
Ahmadi, Abu dan Widodo
Supriyono.2004. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta
Dakir.1993. Dasar-dasar Psikologi. Pustaka Pelajar.Yogyakarta.
Sukmadinata, Nana
Syaodi.2004. Landasan Psikologi Proses
Pendidikan. Rosdakarya . Bandung .
Sugiharto dkk
.2006 Psikologi Pendidikan. FIP UNY.
Suyantinah.
2000. Psikologi Pendidikan. FIP UNY.
Purwanti Endang, Nur
Widodo.2005. Perkembangan Peserta Didik.
Malang: UMM
0 komentar:
Posting Komentar