PROFESIONALISME GURU
Profesi guru di dalam institusi persekolahan mulai
berkembang di seluruh Nusantara pada zaman kolonial. Guru telah ikut berperan
dalam pembentukan Negara dan Bangsa Indonesia yang memiliki bahasa
nasional Bahasa Indonesia. Profesi guru pernah menjadi profesi penting dalam
perjalanan perjuangan bangsa ini dalam menanamkan nasionalisme, menggalang
persatuan dan berjuang melawan penjajahan. Sayangnya dalam beberapa dekade
terakhir ini, kini profesi guru dianggap kurang bergengsi dan kinerjanya
dinilai belum optimal serta belum memenuhi harapan masyarakat. Akibatnya mutu
pendidikan nasional pun dinilai terpuruk.
Persoalan guru semakin menjadi persoalan pokok dalam
pembangunan pendidikan, disebabkan oleh adanya tuntutan perkembangan masyarakat
dan perkembangan global. Hingga kini persoalan guru belum pernah terselesaikan
secara tuntas. Persoalan guru di Indonesia adalah terkait dengan
masalah-masalah kualifikasi yang rendah, pembinaan yang terpusat dan hanya
sekedar proyek, perlindungan profesi yang belum memadai dan persebarannya yang
tidak merata sehingga menyebabkan kekurangan guru di beberapa lokasi. Segala
persoalan guru tersebut timbul oleh karena adanya berbagai sebab dan
masing-masing saling mempengaruhi.
Melihat pendidikan di negara kita yang mutunya pada
umumnya masih kurang baik maka pemerintah harus selayaknya memperbaiki agar
mutu pendidikan di Indonesia
dapat disejajarkan dengan negara-negara di asia .
Maka peran guru sangatlah penting dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia .
Untuk itu, seorang guru harus mampu meningkatkan profesionalismenya sebagai
seorang pendidik. Sehingga dapat dirumuskan masalah “Upaya-upaya apakah yang
dapat meningkatakan profesionalisme guru “.
Tujuan dari tulisan ini adalah sebagai panduan atau
dapat juga untuk menambah pengetahuan seorang guru sebagai pendidik tentang
bagaimana untuk meningkatkan profesionalisme guru agar dapat menjadi seorang
guru yang profesional dan dapat memajukan mutu pendidikan di Indonesia yang saat ini mutunya
masih tergolong rendah.
Permasalahan guru di Indonesia tersebut secara langsung
atau tidak langsung berkaitan dengan masalah mutu profesionalisme guru yang
masih belum memadai. Padahal sudah sangat jelas hal tersebut tidak menentukan
mutu pendidikan nasional. Mutu pendidikan nasional yang rendah , salah satu
penyebabnya adalah mutu guru yang masih rendah. Permasalahan guru di Indonesia
harus diselesaikan scara komprehensif menyangkut semua aspek terkait yaitu
kesejahteraan, kualifikasi, pembinaan, perlindungan profesi, dan
administrasinya.
Sebenarnya sumber permasalahan pendidikan yang terbesar
adalah adanya perubahan, karena itu permasalahan akan senantiasa ada sampai
kapanpun. Institusi pendidikan dituntut untuk menyesuaikan dengan perubahan
perkambangan yang ada dalam masyarakat. Demikian pula dengan guru, yang
senantiasa dituntut untuk menyesuaikan dengan perubahan. Akibatnya demikian
banyak permasalahan yang dihadapi oleh guru, karena ketidakmampuannya
menyesuaikan perubahan yang terjadi di sekelilingnya sebagai akibat dari
keterbatasnnya sebagai individu atau karena keterbatasan kemampuan sekolah dan
pemerintah. Jadi masalah pendidikan senantiasa muncul karena adanya tuntutan
agar institusi pendidikan termasuk guru menyesuaikan dengan segala perkembangan
yang ada dalam masyarakat
Profesionalisme guru di bangun melalui penguasaan
kompetensi-komptensi yang secara nyata diperlukan dalam menyelesaikan
pekerjaan. Kompetensi-kompetensi penting jabatan guru tersebut adalah :
kompetensi bidang bidang substansi atau bidang studi, kompetensi bidang
pembelajaran, kompetensi bidang pendidikan nilai dan bimbingan serta kompetensi
bidang hubungan dan pelayanan / pengabdian masyarakat.
Pengembangan profesionalisme guru meliputi peningkatan kompetensi,
peningkatan kerja dan kesejahteraannya. Guru sebagai profesional dituntut untuk
senantiasa meningkatkan kemampuan, wawasan dan kreatifitasnya. Masyarakat telah
mempercayakan sebagian tugasnya kepada guru. Tugas guru yang diemban dari
limpahan tugas masyarakat tersebut antara lain adalah mentransfer kebudayaan
dalam arti luas, keterampilan menjalani kehidupan, dan nilai-nilai. Selain itu
guru secara mendalam harus terlibat dalam kegiatan maenjelaskan,
mendefinisikan, membuktikan, dan mengklarifikasi. Tugasnya sebagai pendidik
bukan hanya mentrnsfer pengetahuan , keterampilan dan sikap, tetapi
mempersiapkan generasi yang lebih baik di masa depan. Oleh karena itu guru
harus memiliki kompetensi dalam membimbing siswa siap menghadapi kehidupan yang
sebenarnya dan bahkan mampu memberikan teladan yang baik. Oleh karena itu guru
harus siap untuk diuji kompetensinya secara berkala
untuk menjamin agar kinerjanya tetap memenuhi syarat profesional yang terus
berkembang. Kemampuan-kemampuan yang selama ini harus dikuasai guru juga akan
lebih dituntut aktualisasinya. Misalkan kemampuannya dalam :
1. Merencanakan pembelajaran dan merumuskan tujuan.
2. Mengelola kegiatan individu.
3. Menggunakan multi metode dan memanfaatkan media.
4. Berkomunikasi interaktif dengan baik.
5. Memotifasi dan memberikan respons.
6. Melibatkan siswa dalam beraktifiktas.
7. Mengadakan penyesuaian dengan kondisi siswa.
8. Melaksanakan dan mengelola pembelajaran.
9. Memperbaiki dan mengevaluasi pembelajaran.
10. Menguasai materi pelajaran
11. Memberikan bimbingan, berinteraksi dengan sejawat
dan bertanggung jawab.
12. Mampu melaksanakan penelitian.
Secara khusus pelaksanaan tugas guru sehari-hari di
kelas seperti membuat siswa berkonsentrasi pada tugas, harus dilanjutkan dengan
aktivitas dan tugas tambahan yang tidak kalah pentingnya seperti membahas
persoalan pembelajaran dalam rapat guru, mengkomunikasikan hasil belajar siswa
dengan orang tua dan mendiskusikan berbagai persoalan pendidikan dan
pembelajaran dengan sejawat. Bahkan secara lebih spesifik guru harus dapat
memgelola waktu pembelajaran dalam setiap jam pelajaran secara efektif dan
efisien. Untuk dapat mengelola pembelajaran seara efektif dan efisien tersebut,
guru harus senantiasa meningkatkan keterampilan dasarnya.
Menurut Rosenshine dan Stevens ada sembilan keterampilan
dasar yang penting harus dikuasai guru adalah keterampilan :
1. Membuka pembelajaran dengan
mereview secara singkat pelajaran terdahulu yang terkait dengan pelajaran
yang akan disajikan.
2. Menyajikan secara singkat tujuan
pembelajaran.
3. Menyajikan materi dalam
langkah-langkah kecil dan disertai latihannya
masing-masing.
4. Memberikan penjelasan dan
keterangan yang jelas dan detail.
5. Memberikan latihan yang
berkualitas.
6. Mengajukan pertanyaan dan memberi
banyak kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pemahamannya.
7. Membimbing siswa menguasai
keterampilan atau prosedur baru.
8. Memberikan balikan atau koreksi.
9. Memonitor kemajuan siswa.
Selain itu, tentu saja masih ada keterampilan lain yang
harus dikuasai guru misalnya menutup pelajaran dengan baik dengan membuat
rangkuman dan memberikan petunjuk tentang tindak lanjut yang harus dilakukan
siswa. Singkatnya banyak hal-hal kecil yang harus diperhatikan dan dikuasai
oleh guru secara komulatif membentuk suatu keutuhan kemampuan secara profesional
yang bisa ditampilkan dalam bentuk kinerja yang optimal. Dalam upaya
meningkatkan prfesionalisme guru, maka guru sendiri harus mau membuat
penelitian atas kinerjanya sendiri. Jadi, guru harus memperbaiki
profesionalismenya sendiri, dan masyarakat membantu mempertajam dan menjadi
pendorongnya.
Peningkatan profesionalisme guru sebenarnya ditentukan
oleh seorang guru itu sendiri. Apakah seorang guru tesebut ingin menjadi
seorang guru yang profesional atau tidak Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang guru jika ingin meningkatkan
keprofesionalisme, yaitu :
Upaya memahami tuntutan standar profesi yang ada (di
Indonesia dan yang berlaku di dunia) harus ditempatkan sebagai prioritas utama
jika guru kita ingin meningkatkan Profesionalismenya.Sebab, persaingan global
sekarang memungkinkan adanya mobilitas guru secara lintas negara, sebagai
profesional seorang guru harus mengikuti tuntutan perkembangan profesi secara
global dan tuntutan masyarakat yang menghendaki pelayanan yang lebih baik. Cara
satu-satunya untuk memenuhi standar profesi ini adalah dengan belajar secara terus
menerus sepanjang hayat (long life
education), dengan membuka diri yakni mau dan mau mendengar serta melihat
perkembangan baru di bidangnya.
Upaya mencapai kualifikasi dan kompetensi yang di
persyaratkan juga tidak kalah pentingnya bagi guru. Dengan dipenuhinya
kualifikasi dan kompetensi yang memadai maka guru memiliki posisi tawar yang
kuat dan memenuhi syarat yang dibutuhkan. Peningkatan kualitas dan kompetensi
ini dapat ditempuh melului pelatihan-pelatihan, workshop , seminar, studi
banding dan berbagai upaya lain untuk memperoleh sertifikasi.
Upaya membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas
dapat dilakukan guru dengan membina jaringan kerja. Guru harus berusaha
mengetahui apa yang telah dilkukan oleh sejawatnya yang sukses. Sehingga bisa
belajar untuk mencapai sukses yang sama atau bahkan bisa lebih baik lagi.
Melalui jaringan kerja inilah guru dapat memperoleh akses terhadap
inovasi-inovasi di bidang profesinya.Dalam hal ini juga dapat di bina melalui
jaringan kerja yang luas dengan menggunakan tekhnologi komunikasi dan
informasi, misal melalui korespondensi dan mungkin melalui internet. Apabila
hal ini dilakukan secara intensif akan dapat diperoleh kiat-kiat menjalankan
profesi dari sejawat guru di Indonesia bahkan dunia.
Upaya membangun etos kerja atau budaya kerja yang
mengutamakan pelayanan bermutu tinggi kepada konstituen merupakan suatu
keharusan di zaman sekarang. Semua bidang dituntut untuk memberikan pelayanan
prima. Guru pun harus memberikan pelayanan prima kepada konstituenya yaitu
siswa , Orang tua dan sekolah . Terlebih lagi pelayanan pendidikan adalah
termasuk pelayanan publik yang di danai, di adakan dikontrol oleh dan untuk
kepentingan publik. Oleh karena itu guru harus mempertanggung jawabkan
pelaksanaan tugasnya kepada publik.
Satu hal lagi yang dapat diupayakan ntuk peningkatan
profesionalisme guru adalah melalui adopsi inovasi atau pengembangan
kreatifitas dalam pemanfaatan tekhnologi komunikasi dan informasi mutakhir.
Guru dapat memanfaatkan media presentasi komputer dan juga
pendekatan-pendekatan baru bidang tekhnologi pendidikan. Upaya-upaya guru untuk
meningkatkan profesionalismenya tersebut pada akhirnya memerlukan adanya
dukungan dari semua pihak yang terkait agar benar-benar terwujud. Pihak-pihak
yang harus memberikan dukunganya tersebut adalah organisasi profesi seperti
PGRI, pemerintah dan juga masyarakat.
Tulisan ringkas ini menyajikan beberapa gagasan tentang
berbagai upaya peningkatan profesionalisme guru. Ada
beberapa hal yang perlu mendapatkan sorotan utama , yaitu mengenai permasalahan
guru di Indonesia ,
kompetensi penting profesi guru dan upaya-upaya guru meningkatkan
profesionalisme. Berdasarkan pembahasan pada makalah ini dapat disimpulkan
bahwa peran seorang guru sangat jelas ikut menentukan mutu pendidikan nasional.
Mutu Pendidikan Nasional yang rendah, bisa saja salah satu penyebabnya adalah
mutu guru yang masih rendah. Untuk itu guru haruslah meningkatkan kemampuan
dalam bidangnya agar dapat menjadi seorang pendidik memiliki mutu yang tinggi
dan menjadi seorang guru yang profesional agar dapat meningkatkan mutu
pendidikan Nasional yang saat ini masih rendah dan menghasilkan generasi
penerus bangsa yang bermutu dan berguna bagi Nusa dan Bangsa
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa bahwa makalah
ini masih banyak kekuranganya jika digunakan sebagai acuan menjadi seorang guru
yang profesional mungkin juga dalam makalah ini masih terdapat kesalahan. Untuk
itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat
membuat makalah ini lebih baik dan mendekati sempurna, sehingga dapat membantu
para seorang pendidik dalam meningkatkan profesionalismenya sebagai seorang
guru.
Sumber:
Pannen. P. dkk ( 1999 ) Cakrawala Pendidikan. Jakarta : Universitas Terbuka.
Purwanto. ( 2000 ). Difusi Inovasi. Jakarta : STIA LAN Pres
0 komentar:
Posting Komentar